Minggu, 16 Agustus 2015

Perbedaan Natural Gas (CNG / Gas Pipa / PGN) dengan LPG

Images : drivespark.com
Compressed natural gas sendiri memiliki kandungan yang sama dengan gas pipa atau lebih umum dikenal sebagai Gas PGN. Sehingga dapat diasumsikan bahwa antara CNG dan gas pipa adalah sama, cuma berbeda dalam hal transportasinya. CNG didistribusikan dalam bentuk kontainer gas, sedangkan gas pipa PGN sesuai namanya didistribusikan melalui pipa yang ditanam di bawah tanah. Selanjutnya CNG dan gas pipa akan disebut sebagai natural gas (NG).

Di kalangan awam, kadang terdapat kebingungan antara membedakan  NG (Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas). Meskipun keduanya sama-sama gas yang digunakan sebagai bahan bakar cdbaik di industri maupun transportasi, keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Kali ini akan dikupas tuntas mengenai perbedaan NG dan LPG beserta tips saat migrasi dari LPG ke NG.
1. Kandungan Gas
Dalam hal kandungan gas, terdapat perbedaan besar dimana Natural Gas memiliki kandungan utama Metana sebagai bahan bakarnya. Sedangkan LPG memiliki kandungan utama Propana atau Butana. Tentu perbedaan ini mempengaruhi kandungan kalori gas. LPG pasti memerlukan persentase udara yang lebih banyak daripada Natural Gas saat digunakan sebagai pembakaran. Biasanya juga diperlukan penyesuaian setting mesin apabila dilakukan migrasi dari LPG ke Natural Gas. Perlu dipastikan juga bahwa setting mesin telah sesuai dan tidak boros.

2. Fase Gas (CNG dan LPG)
Pada silinder CNG, gas disimpan dalam bentuk fase gas dan tidak ada sama sekali bentuk liquid. Sedangkan LPG disimpan dalam bentuk liquid di dalam tabungnya, itulah sebabnya LPG dapat dituang dengan mudah dari satu tangki ke tangki berikutnya. Berbeda halnya dengan CNG yang dalam pemindahan gasnya diperlukan perbedaan tekanan.

Oleh karena disimpan dalam bentuk cair itulah, LPG memerlukan vaporizer sebelum digunakan sebagai gas yang dialirkan di pipa. Khusus untuk penggunaan rumah tangga, tidak diperlukan vaporizer karena laju penguapan LPG di dalam tabung lebih besar daripada pemakaian. Apabila laju penguapan dirasa masih kurang, biasanya pedagang kaki lima mengakali dengan mencelupkan tabung LPG dalam air panas untuk menambah tekanan uap. Bahkan praktik ini juga dilakukan di beberapa pabrik yang memakai LPG 50KG.

3. Kandungan Energi
Kandungan energi dari LPG lebih besar daripada Natural Gas. Sehingga untuk LPG diperlukan lebih sedikit gas daripada Natural Gas untuk menghasilkan energi yang sama. Untungnya, natural gas (industrial) dijual dalam satuan harga per MMBTU, bukan meter kubik. Perhitungan awalnya memang memakai meter kubik, akan tetapi saat penagihan akan dikonversi dari meter kubik ke MMBTU. Secara umum, baik CNG dan Gas PGN memiliki harga yang lebih murah daripada LPG.

Secara umum, memang harga CNG dan Gas Pipa PGN lebih murah dibandingkan dengan LPG. Apalagi disaat perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini, banyak sektor manufaktur yang memilih migrasi ke gas pipa atau CNG. Tentu, apabila tersedia jaringan gas pipa pilihlah gas pipa daripada CNG! Apabila diperlukan backup, maka baru dapat digunakan CNG!

Mengenal Manfaat Compressed Natural Gas

Logo CNG
Compressed Natural Gas (disingkat CNG) atau di Indonesia dikenal sebagai Bahan Bakar Gas (BBG) pada dasarnya merupakan gas metana yang disimpan dalam silinder bertekanan tinggi (250 barg / 3600 psi) yang bisa digunakan sebagai pengganti BBM (bahan bakar minyak). BBG sering disebut juga sebagai alternative energy atau green energy karena pada saat dibakar menghasilkan emisi gas yang lebih sedikit apabila dibandigkan dengan BBM. Dikarenakan specific gravity-nya (terhadap udara) yang lebih kecil, maka bahan bakar jenis ini relatif lebih aman daripada BBM dan LPG pada saat terjadi kebocoran pada tangki penyimpanan. Tentu, karena SG-nya yang dibawah 1 maka pasti CNG segera menguap keatas dan terdispersi ke udara apabila terjadi kebocoran.

 CNG diproduksi dengan cara menaikkan tekanan gas alam (natural gas) atau di Indonesia populer disebut sebagai gas PGN dari sekitar 15 barg (tekanan pipa PGN) menjadi 250 barg dan disalurkan ke dalam silinder penyimpanan gas. Otomatis, semakin tinggi tekanan, semakin banyak gas yang dapat diangkut dengan volume silinder yang sama. Selanjutnya, silinder-silinder penyimpanan gas tersebut yang didistribusikan (aplikasi CNG untuk bahan bakar industri) atau silinder tersebut dipasang pada kendaraan. Pada aplikasinya di bidang transportasi, CNG dipakai sebagai pengganti bahan bakar minyak seperti bensin dan solar, Meskipun diperlukan modifikasi pada mesin dengan penambahan converter kit dan silinder CNG. Di Indonesia sendiri, CNG sudah mulai dipakai sebagai bahan bakar Busway Transjakarta dan bahan bakar truk pengangkut CNG (aplikasi Industrial).


Bus Transjakarta menggunakan BBG yakni CNG.
Images source: okezone.tv
Berikut ini keuntungan pemakaian CNG:
1. Tidak mengandung timbal. Timbal selain dikenal beracun, juga dapat menyebabkan busi (spark plug) pada mesin mengalami fouling sehingga menurunkan performanya. Dengan menggunakan CNG, umur pakai busi menjadi lebih lama.
2. Pada umumnya biaya perawatan kendaraan dengan bahan bakar CNG lebih murah dibandingkan dengan kendaraan BBM.
3. Sistem pada tangki CNG umumnya terdapat valve sehingga saat tidak digunakan, valve otomatis tertutup dan mencegah kebocoran gas.
4. Periode penggantian oli mesin pada kendaraan CNG lebih panjang karena CNG tidak mengkontaminasi oli mesin.
5. Karena berupa gas, maka CNG tercampur secara mudah dan merata pada mesin kendaraan.
6. Polusi kendaraan CNG relatif lebih sedikit.
7. Polusi Karbon Monoksida (CO) lebih sedikit karena sifatnya yang mudah tercampur dengan udara, CNG menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna.
8. Harganya jauh lebih murah daripada Bahan Bakar Minyak, bahkan masih lebih murah daripada LPG.

Terlihat tabung CNG tipe 2 pada mobil dengan dual fuel (Bensin dan CNG).
Images: dok pribadi
 Meskipun ada beberapa keuntungan dari pemakaian CNG, ada beberapa drawback yang harus dipertimbangkan. CNG memerlukan lebih banyak tempat untuk menyimpan silinder gas-nya. Hal ini dikarenakan volumetric energy density-nya relatif rendah yakni sekitar 25% daripada bahan bakar diesel. Bisa dianalogikan seperti ini: volume tangki solar bus misalnya 200 liter dan mampu menempuh jarak 500 km sebelum habis. Maka apabila menggunakan CNG diperlukan silinder CNG sebesar 800 liter (water content) untuk menempuh jarak yang sama.

Converter kit pada mobil dual fuel (terdapat pressure gauge, sebelah tengah atas).
Images : dok pribadi